Kamis, 11 September 2008

Samarkan Dunia Islam Yang Terlupakan

Menurut salah satu versi leluhur wali songo adalah Syeh Jumadil Qubro, orang Persia yang menetap di Samarkan yang salah satu anaknya adalah MAULANA MALIK IBRAHIM SAMARQANDI yang menikahi putri Champa yang kemudian mengunjungi Pulau Jawa dan menetap di Gresik sebagai Juru Dakwah. Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan Sunan Gresik dan memiliki anak Sunan Ampel. Wali-wali yang lain masih kerabat Sunan Ampel sebagi anak, menantu, murid atau saudara sepupu. Gus Dur mengklaim sebagai ahli waris Sunan Ampel.

Dulu Samarkan merupakan kota penting terutama setelah TIMURLENG (Tamerlene) keturunan Jenghis Khan yang sudah memeluk Islam menjadikan ibukota kekaisaran.

Samarkan merupakan salah satu kota besar di Uzbekistan. sebagai kota bersejarah mulai dari pintu masuknya KERTAS dari China ke Dunia Islam Timur Tengah, hingga jalur dagang yang sering diistilahkan JALAN SUTRA (SILK ROAD), dulu perdagangan internasional dari China ke Eropa bisa melalui jalan darat yaitu, jalan sutra atau melalui laut lewat Selat Malaka.

Samarkan juga melahirkan Ulama Besar IMAM BUKHARI seorang yang hidup pada periode tahun 200an Hijrah yang menyusun metodologi kodifikasi hadis dan mengumpulkan hadis-hadis shahih. Dan pujangga besar UMAR KAYAM juga Dokter dan Filsuf IBNU SINA yang terkenal di dunia Timur dan Barat, mereka berasal dari daerah yang sekarang masuk wilayah Uzbekistan.

Catatan :
Kertas baru masuk ke Eropa pada periode perang salib sekitar 1200 M. Dan sejak itu terjadi penerjemahan besar-besaran karya-karya intelektual Islam yang akhirnya menyadarkan Eropa untuk melakukan Renaissance (menghidupkan kembali budaya klasik Romawi Yunani) dan menuju kebangkitan Eropa Modern hingga saat ini.

Munggahan

Munggahan ada di JAWA dan SUNDA. Kalau di Jawa istilahnya PUNGGAHAN. Sebenarnya banyak makna di balik tradisi ini, pertama "kepercayaan ada hidup sesudah mati", kedua "kesetiaan dan bakti kepada leluhur", dan ketiga "kepercayaan, setelah mati terputus kesempatan beramal dan mohon ampunan, diantara kesempatan yang tersisa adalah doa dari anak keturunanya".

Tradisi ini pernah ada pada jaman Hindu namun setelah masuknya Islam telah terjadi akulturasi. Munggahan dilakukan menjelang bulan Ramadhan berdasar ajaran bahwa bulan Ramadhan adalah bulan ampunan, maka para leluhur kita yang berada di alam kubur (ALAM BARZAH) akan diberikan ampunan selama bulan Ramadhan dan Munggahan merupakan doa pengantar untuk menyambut para ahli kubur untuk naik ke alam kedamaian penuh ampunan selama sebulan. Maka tradisi Munggahan dilakukan pada akhir bulan Syaban.
Kemudian pada akhir Ramadhan juga diikuti tradisi PUDUNAN, yang berarti turun kembali ke alam Kubur. Doa pengantar selama Pudunan adalah agar kiriman doa selama bulan Ramadhan diterima di sisi Tuhan dan bisa meringankan para ahli kubur. Alam kubur merupakan alam penantian hingga hari kiamat tiba saat semua manusia akan dikumpulkan di padang makhsyar yang merupakan padang peradilan.
Tradisi punggahan juga merupakan satu paket dengan ritual acara NYADRAN, yaitu berziarah ke makam leluhur dan ritual acara BESIK, yaitu bersih-bersih makam. Baik acara besik-nyadran-punggahan-pudunan bukan acara individual tetapi acara kolektif yang ada jadwal di masing2 makam dan masjid. Kalau dibarengi pulang mudik, ajang silaturahmi maupun arisan trah hanyalah efek samping dari tradisi sentral Punggahan. Namun setelah sekian lama tradisi ini berjalan tentu banyak pergeseran2 dari esensi semula dimana ada interaksi budaya industrial kota dengan budaya agraris pedesaan dan tradisi keagamaan.
Tetap berjalannya acara Nyadran-Besik-Punggahan-Pudunan saat ini karena di situ ada iman, ada kebersamaan dan ada manfaat hingga membuat kita tetap setia melestarikan tradisi nenek moyang.
Bangsa China dengan Konfucianismenya merupakan bangsa yang kuat pengabdian dan baktinya kepada leluhur. Demikian juga penganut Islam dengan ajaran bahwa setelah mati terputuslah amal kebajikan manusia kecuali : ilmu yang bermanfaat, shodaqoh jariyah yang terus mengalir pahalanya, dan anak sholeh yang mendoakannya.
CATATAN :
- Kata sebuah sumber tradisi Besik-Nyadran-Punggahan-Pudunan ini ada kemiripan dengan upacara "CRADDHA" yang berkembang pada jaman Majapahit sekitar tahun 1284 yang sudah terjadi akulturasi dengan tradisi Islam. Craddha (dengan C pakai cacing bacanya Srada, kata kerjanya jadi sradan dan kata aktifnya Nyradan, lidah Jawa melavalkan Nyadran)
- Tradisi Padusan bukan merupakan paket tradisi Punggahan tetapi mensucikan diri dari hadas besar menyambut datangnya bulan Ramadhan dan ini ritual individual yang dijalankan bersama

Senin, 08 September 2008

Track Tuna Netra di Jepang

Saya sering bertanya bila menemui track untuk kursi roda khusus bagi golongan cacat seperti : gedung-gedung perkantoran, di mall-mall, di jembatan penyeberangan, di bandara dan di hotel-hotel. Dulu saya angankan apakah ini kewajiban dari badan dunia seperti misalnya PBB. Padahal tak sekalipun saya pernah melihat ada pengguna di situ. Kenapa untuk golongan minoritas begitu dibela-belain oleh bangsa yang masih miskin ini. Ternyata di balik itu ada makna "semangat dan syukur".
Seperti di sepanjang jalan publik di Jepang : trotoar, stasiun, terminal, dsb. selalu disediakan track berwarna kuning memanjang selebar sekitar 30 cm dengan permukaan yang dibuat benjolan-benjolan khas dan di situ tidak boleh ada orang berdiri, menghalangi, menaruh barang, PKL, parkir, apalagi mendirikan bangunan. Ternyata track berwarna kuning itu diperuntukkan bagi orang buta.

Pada suatu kesempatan ada orang Indonesia, Palgunadi yang bertanya kepada Suzuki.

Palgunadi : "kalau track berwarna kuning itu disediakan bagi orang buta, sebenarnya ada berapa orang buta di Jepang".

Suzuki : "dasar kami bukan jumlah orang buta, tapi wujud kepedulian kami mengurus yang lemah dan yang lebih penting adalah untuk membangun kesadaran kami yang memiliki fisik sempurna untuk bersyukur dan bersemangat menggunakan sebaik-baiknya karunia Tuhan". "Kalau seandainya hanya ada satu orang buta di Jepang hal ini akan tetap kami lakukan".
Apakah wujud aktualisasi syukur bangsa Jepang ini yang telah mengantarnya pada kemajuan sejajar dengan bangsa Barat?
Konon track tuna netra itu telah diadopsi di Bali dan Malioboro-Jogja namun hasilnya kita bisa prediksi bagaimana mengadopsi sistem tanpa sosialisasi nilai yang melatar-belakanginya dan tanpa dibarengi gerakan disiplin.
Setelah itu saya baru sadar track untuk kursi roda yang sebelumnya saya pandang inefisiensi maka seharusnya menumbuhkan semangat dan rasa syukur atas anugerah Ilahi.

Perlawanan Kaum Minoritas : Yahudi, China keturunan & Asia Perantauan di AS

Menghadapi ketidakadilan, ketimpangan sosial, kesulitan ekonomi, kesulitan lapangan kerja, kesulitan pendidikan dan berbagai macam persoalan ditanggapi secara berbeda oleh orang, golongan dan ras tertentu.
Sambil naik mobil mendengarkan siaran radio, dikatakan bahwa demonstrasi merupakan bentuk perlawanan, mengumpat di mobil karena perlakuan sesama pengguna jalan yang tidak sopan merupakan bentuk perlawanan, menyalahkan pemerintah sebagai penyebab ketimpangan ekonomi dan sosial merupakan bentuk perlawanan. Namun ini contoh "perlawanan orang lemah" dan seringkali perlawanan kontraproduktif bisa berdampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Sebaliknya ada contoh "perlawanan orang kuat" adalah tekun dalam pendidikan, giat berbisnis dan bila mungkin menempuh jalan politik.
Secara alamiah psikologi orang akan terguncang saat menghadapi ketimpangan dan akan timbul perlawanan agar psikologis tetap seimbang. Bentuk perlawanan ini bila dikelola justru berpotensi sebagai penggerak perubahan seseorang atau suatu bangsa. Demikian bahasan seorang psikolog dalam siaran Radio Prambors FM Jakarta.

Berikut contoh beberapa bangsa mengadakan perlawanan terhadap nasibnya.

Minoritas Yahudi
Bangsa Yahudi adalah bangsa kuno yang sepanjang sejarahnya terlunta-lunta di negerinya sendiri dan di perantauan. Pada jaman Firaun bangsa Yahudi pernah dijadikan budak-budak mesir hingga akhirnya Musa berperan sebagai pembebas, memimpin eksodus bermigrasi ke tanah yang dijanjikan Kanaan (Palestina Selatan). Kemudian Palestina juga pernah diporakporandakan Nabucadnezar menyusul kemudian bangsa Yahudi dijadikan budak-budak di Babilonia. Setelah itu Bangsa Yahudi tetap tidak beruntung di negerinya sendiri karena menjadi ajang perebutan antara kekuatan Romawi dan Persia silih berganti. Setelah perkembangan Islam Bangsa Yahudi juga silih berganti tunduk di bawah kekuasaan Bani Umayah, Bani Abasiah, Dinasti Fatimiah Mesir, dan Turki Ottoman.

Dalam perkembangannya bangsa Yahudi yang termasuk rumpun Bangsa Semit banyak hidup diperantauan, di negeri-negeri terdekat termasuk di Eropa. Sebagai golongan minoritas di Eropa, bangsa Yahudi diaspora selalu dicurigai, dikucilkan dan mendapat perlakuan deskriminasi. Mereka hanya boleh hidup di Getho-getho Yahudi dengan sinagoge-sinagoge khusus bangsa Yahudi.
Dalam situasi yang paining (memilukan) seperti ini, Bangsa Yahudi dengan berbekal kesetiaan pada agama, tradisi leluhur, kesetiaan pada ras-nya dan menggenggam kepercayaan diri yang kuat sebagai bangsa yang terpilih maka bentuk perlawanan bangsa Yahudi adalah giat secara total pada bisnis, pada jaman dimana bisnis kurang direstui dalam ajaran Kristiani dan yang lainnya giat secara total dalam pendidikan. Maka dalam bidang pendidikan kita menemukan nama-nama besar Yahudi dalam deretan 100 orang paling berbengaruh di dunia versi Michel Hart seperti Albert Einstein (urutan 11), Karl Marx (Urutan 12) dan Sigmund Freud (Urutan 32). Dalam bidang bisnis dunia, jaringan kekuatan Bangsa Yahudi yang minoritas sangat dominan dengan markas utama di Eropa dan AS.
Atas dasar klaim bangsa Yahudi diaspora di Eropa yang selama Perang Dunia II terbunuh sekitar 6-8 Juta, dan pernah memiliki tanah leluhur di Palestina mereka merasa berhak atas Palestina. Maka dengan kekuatan bangsa Yahudi Perantauan melalui gerakan Zionismenya mereka berhasil mendirikan kembali negara Israel.
Minoritas China Keturunan
Pada jaman Belanda bangsa China merupakan mitra bisnis Belanda. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada jaman Bung Karno, China WNI hanya boleh tinggal di kota setingkat Kabupaten ke atas dan banyak diantara mereka tinggal di Pecinan. Mereka mendapat deskriminasi sosial, politik dan pendidikan. Deskriminasi di bidang pendidikan ini misalnya pembatasan jumlah yang bisa masuk PTN.
Pada jaman Suharto deskriminasi di bidang sosial dan politik terhadap warga China semakin besar namun kebebasan di bidang ekonomi menjadi sangat besar.

Perlawanan bangsa China mirip dengan bangsa Yahudi dengan bergiat di bidang pendidikan dan bisnis. Dengan berbekal pada kesetiaan jaringan China, kesetiaan dan bakti kepada leluhur, dan kesetiaan pada tradisi serta kebanggaan pada asal-usulnya, orang China keturunan bergiat secara total di bidang bisnis dan pendidikan.
Kesetiaan pada tradisi leluhur ini sangat menonjol baik bagi kalangan Yahudi maupun China. Hal ini merupakan fakta umum bagi bangsa Yahudi dan China di dunia hingga mereka mendapatkan stigma "China dimanapun tetap China" dan "Yahudi dimanapun tetap Yahudi".
Setelah era Gus Dur yang memiiki darah China sebagai keturunan Putri Champa dan sekaligus penggerak nilai pluralisme maka mulai memihak China. Dengan mulai memberikan kebebasan yang lebih besar dalam beberapa segi hingga berakselerasi sampai saat ini dan ternyata mereka telah memiliki kekuatan di segala bidang termasuk talent-talent dibidang musik, di bidang keartisan film, olah raga, dll. Dan ini telah ditemui titik balik dengan mulai hilangnya deskriminasi sementara telah terkumpul kekuatan dan prestasi dalam segala bidang.
Dan saat ini beberapa taipan Indonesia bisa disejajarkan dengan orang-orang terkaya di Asia Pasifik dan Dunia dan banyak pemenang-pemenag olimpiade ilmiah tingkat dunia juga dimenangkan anak-anak China keturunan.
Minoritas Asia Perantauan di AS : Jepang & Korea
Sampai Perang Dunia II plus satu hingga dua dekade sesudahnya mitos keungulan rasial masih sangat kuat baik di AS maupun dunia pada umumnya. Hal ini membuat mahasiswa-mahasiswa tugas belajar dari Jepang dan China di AS merasa sangat inferior dan mendapat deskriminasi. Kenyataan ini membuat siswa Japang dan Korea mengadakan perlawanan dengan escape dari pergaulan kampus namun bukan untuk lari dari kenyataan tetapi untuk giat secara total belajar dan belajar. Hingga akhirnya mereka menjadi bintang-bintang kelas. Saat mitos rasial bisa diruntuhkan oleh dirinya sendiri menjadikan kepercayaan diri mulai bangkit dan harga diri mulai tegak dan dengan tetap siaga menjaga prestasi di kelas mereka mulai mau bergaul kembali di lingkungan kampus.

Para siswa dengan prestasi gemilang sebagai bintang-bintang kampus ini akhirnya pada pulang kembali kenegaranya dan sebagiannya menetap di AS merintis bisnis-bisnis mewakili pemasaran produk-produk negerinya. Inilah suatu gerakan kolektif bangsa Jepang dan Korena dan bukan semata-mata gerakan individual. Hingga akhirnya mereka berjaya sebagai tokoh-tokoh intelektual, praktisi dan bussinessman di negaranya sendiri atau di perantauan AS.
Melalui perlawanan yang gigih, beradab dan produktif secara kolektif yang dilakukan Bangsa Yahudi, Bangsa China dan Bangsa Jepang & Korea perantauan bisa membalikkan keadaan dari kondisi memilukan (paining) hingga mampu menjadi tuan rumah di negeri orang dan diperhitungkan dunia.
Catatan :
- Getho Yahudi adalah semacam pecinan di Indonesia sedang sinagoge adalah semacam mesjid, kuil vihara atau klenteng
- Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata merupakan contoh perlawanan individual yang berhasil, yang merupakan "True Story" perlawanan terhadap kemiskinan memilukan karena ketidak-adilan negara kepada warganya yang hidup di tanah airnya sendiri yang kaya raya tambang timah Pulau Belitung. Hingga seorang tokoh Ikal, pengarangnya sendiri berasil lulus dari UI dan kemudian melanjutkan ke Universitas de Paris Sorbonne, yang saya tahu deretan para alumninya adalah Matematikawan dan Filsuf Rasionalisme Rene Des Cartes, Pendiri Fakultas Sosiologi Emile Durkeim, Aktor Intelektual penggerak Reolusi Islam Iran, Ali Shariati dan Dokter Cangkok Jantung Ernest Casire.