Kamis, 27 Maret 2008

Kesederhanaan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad

Sebagian orang menganggap Islam Iran adalah penyimpangan, terutama karena madzab Syiahnya. Namun justru banyak warisan Islam Klasik Jaman Nabi masih hidup terpelihara di sana. Salah satunya adalah tradisi Zuhud, barangkali istilah yang agak mirip adalah asketisme. Di sana Islam juga menyatu dalam praktek sosial, politik, ekonomi & budaya. Kita pun mengenal ulama-ulama besar pembaharu dari Iran seperti Hasan Al-Banna, Murtadho Mutahari dan Ali Shariati.

Embargo Ekonomi AS & Sekutunya telah membuat negara itu sangat menderita, terutama menyangkut pasokan obat-obatan. Namun di sisi lain mereka menjadi lebih kuat, mandiri, maju dan tahan menghadapi derasnya pengaruh materialisme Barat. Maka tak heran seorang residen Iran tetap mampu meneladani kesederhanaan Nabi di era "kemenangan telak materialisme Barat" saat ini.

Berikut foto2 profil Presiden Iran, Ahmadinejad dalam kesehariannya yang memilih tetap tinggal di Apartemen. Benarkah Ahmadinejad sebuah model Pemimpin Islam yang asli, yang menang menghadapi materialisme Barat? Ataukah ada yang menilai “Nyleneh”? Untuk jawabnya setidaknya kita punya referensi dari Sejarah Nabi, meskipun telah menjadi kepala negara, namun demi umat dan demi penghambaan kepada Tuhan semata, Beliau memilih tetap tinggal di rumah yang menempel di Masjid, Masjid Nabawi di Madinah. Hal ini mengesankan jauh dari kemewahan. Namun sungguh paradoks pola kesederhanaan Nabi ini hampir tidak ditemukan pada Sultan2 dan Amir2 dari Emperium Islam dahulu dan kini???

Catatan :
Televisi Fox Amerika pernah bertanya pada Presiden Iran Ahmadinejad : ”Saat anda bercermin di pagi hari, apa yang anda katakan pada diri anda?” Ahmadinejad menjawab, ”Saya melihat seseorang di cermin dan berkata padanya , ”Ingatlah, anda tidak lebih dari seorang pelayan kecil. Di depanmu hari ini ada tanggungjawab besar dan itu adalah melayani bangsa Iran”. Dst. Dst.... di link sbb :
http://qitori.wordpress.com/2007/07/26/ahmadinejad-di-cermin-ingatlah-anda-tidak-lebih-dari-pelayan-kecil/

Tidak ada komentar: